Sunday, January 29, 2017

Kisah Hidup Tao-Lynch, Wanita Pelatih Yoga Tertua di Dunia ...



Perempuan ini adalah pelatih yoga tertua di dunia. Di usianya yang sudah 98 tahun, dia masih melatih di lima kelas yoga dalam seminggu.

Tapi di atas semua itu, Perempuan bernama Tao Porchon-Lynch ini telah menjadi sosok yang menjawab obsesi semua orang untuk kebugaran dan umur panjang.

Di usia senjanya, Tao -demikian orang biasa menyapanya, masih terlihat sangat bugar. Kulitnya terbilang halus, dengan tubuh yang ramping.

Mantan Model yang juga pernah dikontrak menjadi artis di Hollywood ini memeroleh gelar pelatih yoga tertua di dunia dari buku rekor dunia, Guinness World Records.

Tao, besar di India sebelum hidup di permukiman penduduk di pinggiran Kota New York, Amerika Serikat.

Sepanjang hidupnya, dia telah berkeliling dunia untuk menghadiri acara-acara yoga.

Kini dengan gaya yang masih kekinian, Tao masih menempuh perjalanan bermobil dari rumahnya di Hartsdale, Westchester County ke studionya.

Saat berada di studio, dia masih mencontohkan gerakan yoga, meski kadang dia meminta salah satu murid yang memeragakan untuk murid lainnya.

Lebih dari yoga, Tao telah menanamkan semangat hidup yang membawa dia bernafas selama hampir satu abad.

"Jangan takut," kata dia di dalam kelas yoganya, seperti dikutip AFP.

"Jangan biarkan orang lain berpikir bahwa kamu tak dapat melakukannya," ungkap dia lagi.

Dia kerap menyerukan kalimat itu untuk membangkitkan semangat para murid yang mulai akan menyerah karena kelelahan.

"Bernafas, rasakan kekuatan hidup itu dalam diri kalian," cetus dia.

Biasanya, setelah itu, semua muridnya, tanpa peduli berapa usianya dengan cepat dapat mengidolakannya.

"Saya melakukan ini yang saya pikir tak mungkin," ucap Julie Ann Ulbrich, salah satu murid Tao yang berusia 52 tahun.

Julie datang ke kelas Tao sejak delapan tahun terakhir.

"Jika dia masih bisa melakukan itu diumur 98 tahun, dan masih mengemudikan mobil, dan hidup mandiri, melakukan latihan macam ini, itu memberikan harapan serupa bagi kami," kata Julie.

Kuat

Kini, dalam aktivitas yoganya, Tao didukung oleh sponsor Athleta.  Athleta adalah mereka pakaian untuk yoga dan olahraga bagi perempuan yang dimiliki grup besar, Gap Inc.

Gap, pun menaruh wajah Tao pada sampul majalah terbaru mereka.

"Saya percaya pada alam dan saya percaya pada nafas," kata dia.

"Saya tidak mau berdoa untuk sesuatu atau seseorang yang entah dari mana. Saya hanya berdoa untuk sesuatu yang ada dalam diri saya," ungkap Tao.

"Lihatlah pohon-pohon itu. Umur pohon bisa mencapai ratusan tahun, dan saat ini mereka semua telanjang, mereka terlihat seperti kerangka, mereka terlihat mati, tetapi mereka tidak mati. Mereka mendaur ulang hidup mereka sendiri."

"Pohon-pohon itu tak menjadi semakin tua, mereka menjadi semakin kuat," ujar Tao.

Tao lahir pada 13 Agustus 1918 saat akhir Perang Dunia I.

Ibunya meninggal dunia ketika Tao masih berusia tujuh tahun. Kemudian sang ayah menyerahkan Tao kepada paman dan bibinya.

Paman dan bibi Tao yang kemudian membawa dia ke Pondicherry, bagian dari wilayah kolonial Perancis di India.

Dia dibesarkan sebagai vegetarian. Perancis dan Hindi adalah dua bahasa pertama yang dikuasainya.
Ketika masih sangat muda, Tao sudah melakukan perjalanan ke banyak negara bersama pamannya yang bekerja merancang proyek rel kereta api.

Pada umur 12 tahun, Tao berkesempatan bertemu dengan Gandhi. "Laki-laki kecil yang lucu duduk di lantai dengan gelas dan semua orang membungkuk kepadanya," kata Tao mengingat kejadian itu.

Tiga minggu berselang, pamannya membawa Tao ambil bagian dalam Gandhi's Salt March.

Gandhi's Salt March adalah tindakan pembangkangan sipil tanpa kekerasan di India yang diprakarsai oleh Mohandas Karamchand Gandhi.

Gerakan ini digagas untuk menghasilkan garam dari air laut di desa pesisir Dandi.

Tao mengaku, dari ayahnya yang adalah orang India modern di jamannya, dan pamannya, dia belajar tak menunjukkan penghinaan bagi siapa pun.

Sebaliknya, dia selalu ingin membangkitkan rasa kesatuan.

Menari

Saat pecah Perang Dunia II, dia bersama bibinya menjadi pengungsi di Rhone, Perancis. Awalnya, mereka ke Eropa untuk menyusul ayah Tao yang ditugaskan di Perancis.

Dalam pengungsian itulah, Tao mengenal anggur, yang kini menjadi salah satu minatnya.
Lalu, Tao pergi ke London di mana ia tampil menarikan tarian India untuk pasukan Amerika Serikat di sana.

Di sanalah Tao mengaku bertemu dengan Marlene Dietrich, seorang artis Jerman berkebangsaan AS. Mereka pun menjadi teman baik.

Setelah masa perang, dia kembali ke Perancis dan menjadi Model untuk merek Lanvin. Tak lama kemudian dia terbang ke AS untuk pertama kalinya di tahun 1948.

Dia kembali ke AS setahun kemudian untuk bekerja sebagai artis yang dikontrak di Hollywood oleh rumah produksi MGM selama beberapa tahun.

Di California, dia kemudian menjadi guru yoga, sebuah kegiatan yang selama ini memang rutin dijalaninya sendiri.

Di masa kecil dia kerap berlatih yoga, meski pengasuhnya selalu melarang karena menyebut aktivitas itu bukan untuk anak-anak perempuan.

Siapa murid pertamanya? Tao menyebut nama artis Debbie Reynolds dan Kathryn Grayson.
Dia kemudian kembali ke India untuk memperdalam pengetahuan dari guru yoga terkenal Krishna Pattabhi Jois. 

Tao menikah dengan Bill Lynch, broker asuransi, selama 20 tahun sampai lelaki itu meninggal pada tahun 1982.

Pasangan ini tidak memiliki anak, dan juga tidak memiliki kerabat dekat.
"Murid-murid saya adalah anak-anak saya," kata Tao.

Kini, yoga ternyata dirasa tak cukup untuk menjaga semangat mudanya. Tao pun mengambil kelas tari dengan partner yang usianya 70 tahun lebih muda darinya ...

No comments:

Post a Comment