Thursday, February 2, 2017

Riset Ilmiah Ini Buktikan Pria Tak Hanya Memikirkan Seks


JAKARTA - Rata-rata memikirkan seks oleh lelaki dewasa adalah 18 kali sehari, dibandingkan dengan wanita yang 10 kali.
Namun lelaki juga berpikir soal makanan dan tidur dalam angka yang sebanding.
"Dengan kata lain, tak ada yang spesial tentang pikiran soal seks," ujar salah satu peneliti Terri Fischer, ahli ilmu jiwa di The Ohio State University, Mansfield pada LiveScience.
"Pria berpikir lebih banyak soal hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dibandingkan dengan wanita, tak hanya soal seks."
Pernyataan bahwa lelaki berpikir soal seks setiap tujuh detik adalah mitos semata, kata Fisher.
Dasar pernyataan itu adalah penelitian-penelitian terhadap lelaki dan perempuan yang ditanya soal seberapa banyak mereka memikirkan seks setiap hari pada hari-hari seminggu yang sudah lewat.
Menurut Fsiher, hasil penelitian dengan metode mengingat-ingat itu tidak memberikan hasil yang dapat diandalkan.
Fisher dan koleganya menanyai 163 mahasiswi dan 120 mahasiswa beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatan agar tidak bias hanya melulu soal seks.
Beberapa temuan ternyata berbeda dengan pendapat yang beredar di masyarakat umum. Misalnya saja, ada pendapat laki-laki berpikir tentang seks lebih ajeg, sementara wanita jarang memikirkan hal itu.
Hasil temuan Fisher ternyata ada rentang yang jauh dari responden pria soal berapa kali sehari mereka memikirkan seks.

"Beberapa responden ditemukan sekali sehari, sementara ada yang sampai 388 kali per hari," kata Fisher yang menjelaskan bahwa responden hanya perlu memencet tombol mesin penghitung saat ia memikirkan soal seks.
Mengacu ke angka 388 tadi, jika dikurangi dengan waktu tidur, bisa diperoleh memikirkan soal seks setiap 158 detik sekali. Nah, masih jauh dari angka tujuh detik 'kan?
Temuan menarik lainnya ternyata pria pun memikirkan makanan dan waktu tidur yang sebanding dengan pikiran soal seks.
Ini pun mematahkan pendapat umum yang mengaitkan wanita dengan makanan.
Toh Fisher mengakui ada beberapa kelemahan dalam penelitiannya. Misalnya saja kenyataan bahwa orang cenderung untuk tidak mengisolasi pikiran mereka.
Responden juga terbatas pada kalangan mahasiswa meski Fisher sedang melakukan penelitian dengan responden berusia 25 tahun ke atas.
Begitu juga apakah pikiran masing-masing individu adalah gagasan yang melintas dalam pikiran atau sebuah fantasi seksual selama 10 menit.

No comments:

Post a Comment